Selasa, 19 Maret 2013

Kado Besar & Tanggung Jawab Besar

Bulan Oktober adalah bulan yang istimewa buat saya, sebab pada bulan tersebut saya bisa memberikan kado terindah untuk orang tua tercinta. Kado yang mereka nanti-nanti selama ini, yaitu jadinya saya sebagai seorang pegawai negeri sipil (pns). Saya lahir disebuah kampung kecil bernama tanjung aman, yang terletak di kotabumi, Lampung Utara, dan sebagaimana kehidupan dikampung, banyak para remaja dan orang tua yang bermimpi untuk menjadikan anaknya PNS, termasuk orang tua saya. So, dulu begitu lulus sma, otomatis ortu ngejoglogin saya buat daftar pns, seperti IPDN, polisi, Pegawai Lapas, dan lain-lain.
Tapi dasar sayanya yg bandel. Setiap diminta sama orang tua, selalu males-malesan, dan alhasil tes demi tes selalu menemui kegagalan. Karena kegagalan tersebut akhirnya saya disekolahkan dikampus Teknokrat dan menimba ilmu selama 4 tahun disana. Setelah lulus dari kampus tersebut, saya sempat bekerja di Auto 2000 dengan gaji yg luar biasa dahsyat. Anehnya, orang tua tetap menginginkan anaknya menjadi seorang PNS. Haduh, pusing ya permintaan orang tua saya itu. Akhirnya, saya pun sempat melarikan diri ke Jakarta, Batam, Singapur, Medan dan Aceh. Tujuan sih demi mengadu nasib dan mau tinggal jauh dari orang tua. Tapi malang tak dapat ditolak, saya hanya menemui kegagalan disana.
Sayapun mencoba flash back dan menganalisis atas apa yang terjadi selama kegagalan tersebut dan akhirnya berkesimpulan bahwa Ridho orang tua adalah ridho Tuhan. So, saya wajib membahagiakan mereka.
Dan waktu pun tiba, saya mendengar bahwa KEMENKUMHAM area Lampung pada tahun 2012 sedang membuka pendaftaran. Saya pun mendaftarkan diri untuk ikut tes tersebut. Namun untuk ikut tes tersebut, terdapat banyak persyaratan yang harus dipenuhi seperti SKCK, Surat Sehat, Bebas Narkoba, dan lain lain. Untuk melengkapi berkas tersebut tentu diperlukan biaya yang sangat besar. Saya mulai ragu untuk ikut tes tersebut dikarenakan minimnya uang dikantong. Maklum, kangker (kantong kering) mulai menggerogoti dompet dan saku celana :D

Tapi bukan rendy namanya kalo menyerah, sebab motto saya adalah Himmatur Rijal, Tahdimul Jibbal (keinginan seorang pria, mampu menghancurkan gunung yang tinggi) dan JOSSSSS (Jadilah orang sukses selalu seperti saya selamanya) hahahaha, :P

So, itu hanya rintangan kecil dalam meraih impian untuk membahagiakan orang tua saya. Mencari uang pun dimulai, dari jual buku, kamus, flashdisk, sampai datengin temen2 yang punya utangan. Terkumpul deh uang buat melengkapi syarat tes di Kemenkumham tersebut. Oh iya, saya sengaja tidak memberitahukan orang tua akan ikutnya saya daftar PNS untuk memberi kado special pada mereka. Setelah mendaftarkan diri, saya mulai membuat strategi agar dapat lolos dan terpilih. Maklum kuota untuk jadi PNS sangat minim, sebab dari ribuan orang hanya sedikit yang akan diterima.

Tes kemenkumham dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu Administratif, Kesamaptaan, dan Uji Tertulis. Administratif sudah dilakukan, jadi tinggal dua tes lagi yang tersisa, kesamaptaan dan uji tertulis. Tes kesamaptaan terdiri dari tes lari, sit up, push up dan lari angka 8. Untuk mendapat hasil yang optimal, saya mempersiapkan diri selama satu bulan penuh (pada saat bulan puasa) dengan cara lari setiap pagi, main badminton disore hari dan fitness dimalam hari selama kurun waktu satu bulan. Alhasil badan yang dulu melar dan perut sempet balapan dengan ibu hamil mulai kempes,hehe.

Tes kesamaptaan pun dimulai, ketika itu saya liat teman-teman sudah mempersiapkan nomor tes mereka yg telah dibagi panitia. Saya sempet kaget saat itu, sebab mereka semua telah melaminating kertas nomor tes tersebut dan mengikatnya dengan pita untuk ditaruh dilereh. Kata panitia sih wajib untuk dililit dileher dan nomor diletakkan didada peserta. Pusing deh, karena saya tidak ada uang lagi, jangankan uang, kesanapun saya harus naek angkot karena bensin motor habis,haha.

Untung Tuhan baik sekali sama saya, sebab ketika itu saya bawa streples dan plastik pembungkus untuk kertas potokopian. Saya juga melihat teman membawa benang nilon, akhirnya dengan kecemerlangan ide, saya minta benang tersebut, dan saya lilitkan di nomor tes saya, dan tidak lupa membungkusnya dengan plastik pembungkus tersebut, and finally saya taruh didada. Temen2 sih bilang ga modal,haha. Dasar rendy ikut tes ga modal,wkwkwk.

Sempet juga kaget ngeliat peserta tes yang tinggi, ganteng dan kekar kekar. Minder dan ciut nyali pun hadir pada diri saya. Hal yang bisa saya lakukan adalah bersegera ke masjid, dan laporan ma yg punya kekuatan. Saya curhat deh, help meeeeeeeee, sama Tuhan. Setelah laporan, keberanian saya pun bertambah pesat. Tes pun dimulai, saya berupaya semaksimal mungkin dan alhamdulillah saya peringkat ketiga dari seluruh peserta Kemenkumham bagian Imigrasi. Thanks God. :D

Saya cukup pede untuk lulus pada saat itu. Saya pun mulai mempersiapkan diri untuk tes selanjutnya, yang akan dilaksanakan bulan selanjutnya. Untung saya telah mempersiapkan semua materi yang dibutuhkan, seperti tes psikologi, umum, wawasankebangsaan, hukum, dan info2 seputar hukum kemenkumham dan data terbaru tentang kemenkumham yang dapat dengan mudah diperoleh di website resminya. Saat yang lain hanya belajar satu kali sehari, saya harus belajar 4 kali sehari karena saya merasa sangat bodoh dan saingan pastilah pintar-pintar. Saya bagi waktu belajar saya, dimulai dari jam 10 pagi, jam 2 siang, jam 7malam, dan jam 5 subuh. Rasanya kenyang banget sebulan belajar untuk tes uji tertulis tersebut.

Waktu pun bergulir cepat, dan ketika pengumuman, sayapun lulus tes kesamaptaan :D . Sebulan berlalu kala itu, waktu uji tertulis pun tiba. Seperti biasa, saya saat itu sedang kere,hehe..jadi alat alat untuk tes tertulisnya pun wajib pinjam. Saat itu, saya pinjam papan, pensil 2B, penghapus dan penggaris ke pacar saya, Ovi May Filam, dan untuk rautan saya pinjam ke teman tes. Sempet sih mikir, rendy rendy, kamu tes kok ga bermodal banget yah,haha.

Saat tes, ternyata semua yang saya pelajari tidak ada yang keluar loh. Sempat bingung dan syok juga kala itu, namun saya percaya Tuhan tidak tidur untuk melihat upaya dan kerja keras saya tersebut. Dia pasti menolong dengan cara yang dahsyat tentunya. Setelah selesai, hanya tinggal menunggu hasil saja. Upaya telah dilakukan, dan tinggal ibadah saja yang ditingkatkan agar dibantu sama sang Pencipta.

Hasil tespun keluar, dan saya tercatat mendapat peringkat ketiga dari peserta tes bagian imigrasi bahasa inggris. Tetapi nilai saya sama dengan salah satu peserta, hingga ketakutan pun terjadi. Andai yang diminta hanya 3 orang maka saya atau peserta satunya yang akan terpilih. Takut, tegang dan bingung campur aduk. Semua jurus telah saya kerahkan, namun saya merasa ada yang kurang, yaitu jurus sepasang bidadari (restu orang tua dan pacar, (kalo pacar udah dong) :D)
Saya ambil hp dan saya telpon papa saat itu.

Saya: pah, bung ikut tes kemenkumham. Sekarang tinggal tes akhir, bung peringkat ketiga dan nilai bung sama dengan peserta yg satu lagi. Doain bung supaya lulus. Papa saya cmn bilang “iya, didoakan”. That’s it.


Karena belum puas dengan jawabannya, saya pun pulang kampung esoknya. Saya kaget ketika sampai, sebab saya melihat banyak sekali kotak kue tersusun rapi dimeja makan. Saya baru sadar bahwa papa dan mama mau bersedekah untuk minta doa supaya saya lulus seleksi. Sempat terharu nih, (“T-T”)

Saya juga membawa buku-buku favorit saya, untuk saya pinjamkan ke anak murid saya di universitas malahayati. Dengan tujuan sih ya agar niat saya dibantu Tuhan, :D maklum, saat yang lain menyogok dengan uang dan koneksi pejabat hebat, saya menyogok yang menciptakan pekerjaan, yaitu Allah SWT. Saya menantang mereka (siapapun yang menyogok), untuk “adu dekengan” siapa yang lebih hebat, dekeng saya (ALLAH SWT) atau mereka (uang dan pejabat). Maklum, bukan rahasia umum kalo daftar PNS, sogok menyogok itu akan selalu terjadi.

Finally hasil akhirpun diumumkan, dan Saya pemenangnya, Saya Memberi Kado terindah pada Papa dan Mama dengan menjadi seorang PNS. Alhamdulillahirabbil’alamin :D:D:D Mereka sangat bahagia sekali, bahkan saya yang tidak cerita ke teman-teman kuliah, tetangga, dan semua orang, sampai tahu bahwa saya diterima menjadi PNS di KEMENKUMHAM LAMPUNG 2012. Ketika saya tahu dari mana, ternyata dari Orang Tua saya. Mereka bercerita kesemuaaaaaaaaaaa orang akan keberhasilan saya ini.


Foto Bersama Wakil Menteri HUKUM & HAM


Thanks God, Engkau memberikan mereka kado terindah ini. Semoga saya dapat menjadi pegawai negeri sipil yang baik dan berdedikasi. Tidak korupsi uang, waktu, tenaga dan lain-lain, sebab dibalik Kado yang Besar ini, terdapat Tanggung Jawab yang luar biasa besarnya.


Bandarlampung, 17 Januari 2013
Salam Semangat,
Bung Rendy 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar